Seru

Jumat, 16 Desember 2011

goa kiskendo

Goa Kiskendo adalah goa alam di pegunungan Menoreh yang terletak 1200 m di atas permukaan laut yang berhawa sejuk. Goa ini terletak sekitar 35 km arah barat laut Yogyakarta di atas bukit utara Kabupaten Kulon Progo yang dapat diakses memalui jalan kecil beraspal. Hanya kendaraan beroda empat berukuran kecil saja yang dapat sampai ke gua ini. Bagi Anda yang datang dengan bis besar harus berhenti di desa Niten, dekat kantor kecamatan Giri Mulyo, sekitar 8 km dari gua.
Tidak jauh dari mulut goa Kiskendo terdapat Goa Sumitro yang mempunyai dua mulut vertikal dan horizontal yang mengalir sungai bawah tanah yang jernih. Objek wisata ini sangat cocok untuk kegiatan perkemahan karena didukung dengan adanya lahan yang luas dengan udara yang nyaman. Goa Kiskendo yang terletak di desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulya, dapat dicapai dari yogyakarta dengan jarak kurang lebih 38 km atau kurang dari 21 km dari kota wates. Sepanjang Goa Kiskendo dapat menikmati pemandangan alam pegunungan yang mempesona. Memasuki gua Kiskendo, pengunjung akan disambut oleh keindahan stalaktit dan stalagmit seperti gua batu kapur pada umumnya. Menurut legenda dahulu gua tersebut merupakan istana 2 raksasa bernama Maesosuro dan Lembusuro yang dikalahkan oleh Subali seperti yang dilukiskan pada relief di depan gua.

SEJARAH
Taman wisata ini terletak 35 kilometer di sebelah Barat kota Yogyakarta, di pegunungan Menboreh. Taman Wisata ini terdiri dari Goa Kiskendo, Goa Sumitro dan Watu Blencong . Merupakan goa alam di pegunungan Menoreh yang terletak 1200 m di atas permukaan laut yang berhawa sejuk, Goa Kiskenda adalah sebuah goa besar yang didalamnya berbentuk seperti istana. Goa Kiskenda merupakan tempat tinggal Maesasura dan Lembusura, dua makluk kakak beradik, berbadan manusia berkepala binatang yang memiliki kesaktian luar biasa. Rakyat Goa Kiskenda merupakan beraneka macam hewan ganas. Maesasura dan Lembusura memimpin kerajaan itu dengan sewenang-wenang. Kesaktian yang mereka miliki sangat luar biasa dahsyat.

Suatu saat mereka datang ke Kahyangan mengajukan keinginannya untuk memperistri Dewi Tara putri sang Bathara Indra. Sikap biadab itu menimbulkan kemarahan dewata. Para dewa serta merta menolak mentah-mentah lamaran tersebut. Dua saudara itu tidak bisa menerima penolakan itu. Mereka lalu mengamuk ke Kahyangan. Ribuan tentara biantang dikerahkan untuk menyerang kahyangan. Karena kesaktian keduanya sangat dahsyat,
tak satupun para dewa yang dapat mengalahkan Maesasura dan Lembusura.

Dalam keadaan demikian, Bathara Guru mencari cara untuk menumpas wadyabala Goa Kiskenda. Hanya ada satu cara yaitu dengan menggunakan kesaktian kadewatan yang maha dahsyat utnuk mengalahkan mereka. Kesaktian itu bernama aji Pancasona. Namun yang dapat menerimanya harus dia yang berhati luhur dan seorang suci yang mampu mengendalikan segala nafsunya sehingga kesaktian maha dahsyat itu tidak digunakan sewenang-wenang.

Para dewa sepakat untuk menyerahkan kesaktian itu ke Subali putra Resi Gotama yang sedang bertapa di Suryapringga. Bertahun-tahun mereka bertapa mematikan seluruh raga dan memusatkan seluruh pancaran jiwa mereka kepada Sang Pencipta. Tujuan mereka hanya satu memohon ampun kepada dewata atas segala perbuatan yang telah mereka lakukan. Suasana hening menjadi semarak saat Bathara Guru ditemani oleh Bathara Narada dan para dewa turun ke marcapada menemui mereka. Subali dan Sugriwa segera dibangunkan dari pertapaannya. Dan berkatalah sang raja dewa bahwa permohonan mereka akan dikabulkan dengan syarat mereka harus menumpas terlebih dahulu angkara murka yang kini bersemayam di tubuh Maesasura dan Lembusura. Subali dan Sugriwa bersedia. Dan sebelum mereka berangkat secara khusus, Bathara Guru menganugerahkan aji Pancasona kepada Subali dengan harapan Subali dapat menggunakannya demi perdamaian di alam ini.

Dengan kesungguhan hati, Subali dan Sugriwa berangkat ke Goa Kiskenda. Di mulut gua, Subali berpesan pada adiknya untuk waspada dan siap berjaga-jaga. Apabila keluar cairan darah berwarna merah, maka dapat dipastikan bahwa seluruh musuh telah sirna dari muka bumi ini. Namun apabila terjadi genangan darah putih mengalir keluar gua, maka Sugriwa harus segera menutup pintu gua. Setelah Sugriwa menyanggupi, Subali
langsung masuk kedalam melabrak Maesasura dan Lembusura.

Pertempuran antara makhluk-makhluk sakti itu tidak dapat dielakkan. Dinding gua seakan runtuh menahan gempuran kesaktian dari kedua belah pihak. Dan hanya berkat kesaktian Subali yang memiliki ajian Pancasona, Maesasura dan Lembusura dapat dibinasakan. Kepala keduanya diadu sehingga pecah berantakan. Otak dari Maesasura dan Lembusura hancur berantakan sehingga meleleh keluar gua. Dari luar gua, Sugriwa menantidengan harap cemas. Dan betapa hancur hati Sugriwa ketika mengetahui bahwa cairan yang mengalir berwarna merah dan putih. Ini berarti Subali mati bersama musuh-musuhnya. Dengan panik Sugriwa mengerahkan seluruh tenaganya dan menghancurkan pintu gua sehingga pintu gua kiskenda tertutup. Dengan kepedihan hati, Sugriwa segera melaporkan hal ini ke kahyangan.

Keadaan menjadi gembira tatkala para dewata mengetahui kabar matinya Maesasura dan Lembusura. Namun keadaan itu berubah menjadi duka saat mengetahui Subali juga mati dalam pertempuran itu. Sugriwa yang telah melaporkan itu kemudian dianugerahi hadiah untuk mempersunting Dewi Tara. Tak lama setelah perkawinan itu Subali tiba-tiba muncul di tengah-tengah keramaian. Subali mengamuk dan menganggap Sugriwa telah mengkhianati dirinya. Sugriwa yang terkejut belum sempat mejelaskan apa-apa sudah langsung dihajar oleh Subali. Kesaktian Subali yang berada jauh diatas Sugriwa membuat Sugriwa semakin tidak berdaya. Bathara Guru datang melerai dan panjang lebar menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya.

Mendengar hal itu Subali menyesal dan dengan pilu meminta maaf pada adiknya. Cinta Sugriwa yang besar kepada kakaknya itu membuatnya menerima semua yang telah terjadi. Akhirnya Subali yang sudah berdharma sebagai brahmana, menyerahkan goa Kiskenda dan Dewi Tara kepada Sugriwa. Sugriwa kemudian membangun kerajaan kera yang diberi nama Pancawati, sementara Subali melanjutkan tapa bratanya.


Versi lain Kisah Gua Kiskenda yang saya dengar, menjelang ajalnya Subali bermaksud memberikan aji pancasona ke Sugriwa. Namun karena kecurigaan dan ketidakpercayaannya Sugriwa tidak mau mendekat kepada Subali meskipun kondisinya sudah sekarat. Pada cerita itu, Subali digambarkan masih mempunyai sifat licik. Singkat cerita akhirnya Aji Pancasona jatuh ke tangan Raja Alengka Rahwana raja.

Gua Kiskenda adalah salah satu obyek wisata andalan Kabupaten Kendal. Gua Kiskenda terletak di Dusun Guwo Desa Trayu Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal Jawa Tengah. Berjarak sekitar 27 KM dari kota Kendal, ibukota kabupaten. Dan 40 KM dari pusat kota Semarang. Ornamen stalagtit dan stalagnit di dalam gua menggambarkan kisah Maesa Suro-Lembu Suro hingga runtuhnya kerajaan Gua Kiskendo

TIPS & TRIK
Selama perjalanan menuju gua, nikmatilah pemandangan indah diantara lembah, tanah pertanian yang hijau, dan rumah-rumah tradisional pedesaan sederhana yang sayang untuk tidak diabadikan

1 komentar:

Anonim mengatakan...

ini yang bener goanya dimana???

katanya di awal goanya ada terletak di desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulya, di atas bukit utara Kabupaten Kulon Progo

ni akhir akhir
Gua Kiskenda adalah salah satu obyek wisata andalan Kabupaten Kendal. Gua Kiskenda terletak di Dusun Guwo Desa Trayu Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal Jawa Tengah. Berjarak sekitar 27 KM dari kota Kendal, ibukota kabupaten. Dan 40 KM dari pusat kota Semarang. Ornamen stalagtit dan stalagnit di dalam gua menggambarkan kisah Maesa Suro-Lembu Suro hingga runtuhnya kerajaan Gua Kiskendo



Seng bener seng ndi?????